Kamis, 27 Oktober 2011

Mega Proyek

“Akhirnya...”
Itulah kata pertama yang terucap ketika saya berhasil merilis blog ini. Artinya, saya sudah berani bergaya di hadapan publik as personal, lewat kata-kata tentunya. Saya membuat blog ini agak telat memang, tapi bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali? (Percayalah, ini hanyalah bentuk pembelaan diri saja! Hahaha...).
Hal yang paling menakjubkan dari semua kegiatan membangun blog ini adalah menamai blog ini. Kalau menulis konten blog, sejam aja udah kelar, tapi bikin nama dari blog ini susahnya minta amplop. Mulai dari alfabeta, warisankata, pikirani, jejakaki, sampai akhirnya tercetus dua kata “Kala Sela”. Ya, semua hal yang mengisi dan mewarnai blog ini datang di saat sela itu ada.
Saya suka ruang dan waktu yang memiliki ‘sela’, ruang kosong yang menjadi penghubung antara dua kondisi yang kadang kala berada di luar batas normal. Waktu sela, saat kita bisa berhenti sejenak dari rutinitas dan kemudian siap melanjutkan aktivitas kembali. Ruang sela, tempat di mana kita bisa sejenak merebahkan tubuh dari aktivitas yang membelenggu, sebelum akhirnya bangun kembali. Dengan begitu, hidup akan terasa jauh lebih ringan dan seimbang.
Menengok ke belakang, sebenarnya, dalam dunia blogging saya ini enggak baru-baru amat. Selain sudah lama berprofesi sebagai pembaca setia, saya juga aktif me-maintain blog majalah tempat saya bekerja. (Wups, jadi ingat kalau blog iseng-iseng itu sudah lama enggak saya update!). Kalau akhirnya saya memutuskan untuk terjun sebagai blogger, selain karena memang sudah lama ingin punya blog pribadi, aktivitas ini memang sudah menjadi tuntutan pekerjaan saya saat ini.
Gini ceritanya, dulu job desc di kerjaan saya lebih banyak menulis. Sedikit beda dengan masa lalu, saat ini tanggung jawab saya mayoritas mengandalkan kemampuan verbal. Jika dibandingkan, kemampuan tulis dan lisan yang diandalkan dulu 70:30. Saat ini kebalikannya, komunikasi verbal lebih banyak terkuras dan bertengger di angka 70% dan komunikasi tertulis justru hanya sebesar 30%. Masih dalam ruang lingkup komunikasi memang, hanya saja caranya yang berbeda. Entah pembentukan karakter seperti apalagi yang sedang dipersiapkan kantor saya terhadap saya. Yang pasti, saya menikmati sekali berbagai kesempatan dan tantangan yang ditawarkan oleh kantor yang sudah menjadi rumah kedua saya sejak 3,5 tahun yang lalu.
Nah, karena faktor (x) itu tadi, saya enggak ingin kemampuan menulis saya menjadi menurun, bahkan hilang. Saya lalu mengandalkan media blog ini untuk mengasah skill menulis saya. Di sini, saya akan menulis apa saja. Terinspirasi juga pesan-pesan dari para pendahulu, “Scripta Manent, Verba Voland” yang artinya, yang tertulis akan abadi, yang terucap akan lenyap bersama hembusan angin. Dengan menulis, eksistensi kita semakin kentara. Siapa tahu suatu saat nanti saya menjadi orang terkenal, banyak orang mencari tahu tentang saya, ya, blog ini salah satu referensinya.
Melalui tulisan-tulisan yang akan saya posting-kan nanti, saya berharap dapat menjadi bahan pembelajaran buat siapa saja yang membacanya. Tidak ada hal yang lebih indah selain kita bisa berbagi dan menginspirasi. Hidup seperti itu tentunya akan jauh lebih bermakna. Semoga ‘mega proyek’ ini bisa sukses dan memberikan manfaat bagi orang banyak. Dengan semangat motto latin, nulla dies sine linea (tiada hari tanpa menulis), blog ini adalah bukti eksistensi yang akan saya wariskan untuk anak-cucu saya kelak.
Selamat membaca!

2 komentar:

  1. Jadi juga mega proyek ini bu?
    Semoga tulisan-tulisan yang tertuang dalam blog ini akan semakin menginspirasi untuk kemudian dapat dibagikan kepada yang lain.

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, jadi juga bun, setelah sekian malam ga bisa tidur mikirin proyek ini, hahaha.. Finally.. B'arti, nambah lagi satu aktivitas baru kita bun: isi konten blog!

    Horeeee!


    Keep Sharing and Inspiring!

    BalasHapus